Tolak Eksploitasi 'Syahwat' di Baduy

Tolak Eksploitasi 'Syahwat' di Baduy

Smallest Font
Largest Font

GMN Lebak - Masyarakat Baduy berada di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Hingga saat ini masyarakat Baduy masih terikat pada  pikukuh (aturan adat) yang diturunkan dari generasi ke  generasi. Salah satu pikukuh itu berbunyi "Lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambungan" yang berarti panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak  boleh sambung.

Makna dari pikukuh itu antara lain tidak  mengubah sesuatu atau menerima apa yang sudah ada  tanpa menambahi atau mengurangi dari yang ada itu. 

Apa yang ada dalam benak sebagian orang di masa kini ketika mendengar nama 'Baduy?' Sebagian yang meluncur di jari dan mulut kita lebih familiar menuliskan dan mengucapkan nama Sarti dan Rumsyah dibandingkan dengan Nama _Kaolotan_ atau _Pikukuh_ tersebut.

Sebagai warga Lebak Saya merasa tidak nyaman dengan beredarnya Kasus Eksploitasi 'Syahwat' yang dilakukan oleh sebagian besar Konten Kreator yang Singgah dan bermukim di Baduy. Seolah Pemerintah Daerah Melakukan pembiaran terhadap upaya Penggeseran baik sengaja ataupun tidak terhadap Opini publik yang melabelkan Baduy sebagai Pusat Eksploitasi minor dibandingkan dengan Budaya yang dikunci hingga dasawarsa lamanya. 

Dilansir dari Viva

Kontroversi yang melibatkan Rumsyah Baduy dan Vilmei menjadi viral di media sosial. Kejadian ini bermula ketika Vilmei yang dikenal sebagai konten konten, mengunjungi wilayah Baduy di Banten untuk membuat konten. Dalam kunjungan tersebut, Vilmei mengajak Rumsyah Baduy, seorang penduduk asli dari Baduy luar untuk menemaninya.

Setelah selesai membuat konten, Vilmei meminta Rumsyah untuk menyebutkan keinginannya. Rumsyah Baduy menyampaikan dua keinginannya, yakni memiliki ponsel dan pergi ke Jakarta. Merespon permintaan tersebut, Vilmei pun langsung memberikan satu unit ponsel kepada Rumsyah.

Namun, ketegangan mulai muncul ketika seorang warganet berkomentar di media sosial bahwa Rumsyah menerima ponsel bermerek iPhone dari Vilmei. Menanggapi komentar tersebut, Rumsyah membantah dan mengatakan bahwa ponsel yang diterimanya bukanlah iPhone, melainkan merek Advan. 

Konten Kreator bernama Monti Si Bolang memperparah keadaan dengan membuat Konten serupa dengan melakukan diskusi dengan Rumsyah hingga pernyataan Rumsyah  yang Viral "Boro-Boro dibere iPhone malah mah di Bere Advan (Merk HP)," ungkap Rumsyah.

Pernyataan tersebut dianggap sebagian Netizen sebagai bentuk kurang bersyukur Rumsyah. Monti Si Bolang pun menjajakan masalah ini di berbagai Podcast yang diupload di akun nya. 

Kasus tersebut hanya sebagian kecil dari berbagai kejadian dan peristiwa yang berseliweran di Media Sosial. Kita lagi-lagi disuguhi dengan pemandangan 'kecantikan' rupa dua atau tiga hingga Lima warga Baduy dibandingkan dengan Eksplorasi Budaya yang ada di Baduy. 

Baduy adalah Aset Budaya Lebak bahkan Indonesia untuk dijaga dan dipelihara kesakralannya. Saya mengkhawatirkan kondisi ini jika dibiarkan akan menggeser posisi Sakral nya Baduy apalagi soal aktifitas Asli Warga Baduy Dalam yang minim publikasi (karena ada pelarangan) sehingga publik hanya akan 'mengantongi' narasi Baduy yang penuh dengan 'Syahwat'. 

Kengerian yang Saya khawatirkan ialah Baduy akan tercemar oleh keinginan sebagian Netizen berkunjung hanya untuk memuaskan kebutuhan 'Syahwat' memandang kecantikan bukan karena Akar Budayanya, Nilai Kearifan Lokal dan Keteguhan Warga Baduy. Bukan tidak mungkin (Maaf) Baduy akan menjadi ladang Hedonisme dan Seksualitas penuh birahi. 

Keuntungan didapatkan oleh Konten Kreator, Ia membawa 'Ghonimah' dari Eksploitasi 'Syahwat' yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak. Miris memang siapa saja yang melihat tayangan yang dishare oleh sebagian besar Konten Kreator tak ada satupun yang berkaitan dengan ekspektasi memamah budaya. 

Pemerintah harus tegas melalukan Pembinaan dan jika dimungkinkan batasi para Konten Kreator melakukan Eksploitasi yang berujung 'Syahwat' baik soal Tubuh ataupun soal Kemegahan yang tak lazim disandingkan dengan warga Baduy.

Sekali lagi Saya mengingatkan dalam tulisan ini, dalam waktu dekat Kami segera lakukan Ekspansi dari Gerakkan menulis sebagai bentuk Protes hingga gerakkan turun tangan untuk menyelamatkan Baduy dari pergerakan Kaum Borjuis yang mengumpan Publik dengan Menanak Nafsu. 

Selamatkan Baduy, Usir Konten Kreator, Kembalikan Marwah Baduy. (Odih Kodari)

Oleh: Arwan Banten (Warga Lebak)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Antomi Author