Prihatin Kondisi Jalan Desa Sukadaya Rusak, Forwatu Banten Berikan Bantuan dan Gotong Royong Bersama Warga

Prihatin Kondisi Jalan Desa Sukadaya Rusak, Forwatu Banten Berikan Bantuan dan Gotong Royong Bersama Warga

Smallest Font
Largest Font

GMN Lebak - Salah satu ajaran penting dalam Islam yang tidak boleh ditinggalkan oleh umat Islam adalah saling mengingatkan atau saling menasihati kepada sesama, termasuk juga kepada para pemimpin (pemerintah).

Beberapa keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah boleh untuk dikritik, boleh ditanggapi, boleh juga untuk dikomentari, sepanjang kritik tersebut sesuai dengan etika-etikanya, bukan karena iri, benci, dan alasan-alasan tercela lainnya.

Seperti halnya dilakukan Forum Warga Bersatu (Forwatu Banten) berikan bantuan pasir pengerasan jalan Desa Sukadaya yang sempat viral di beberapa media online, karena akses jalan tersebut rusak dan sulit dilalui oleh kendaraan roda dua maupun empat, bertempat di Kampung Kebon Kalapa, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (22/5/2024). 

Dari pantauan awak media, puluhan pengurus Forwatu Banten dan ratusan warga Desa Sukadaya tampak antusias melaksanakan gotong royong menurunkan batu belah dari mobil dump truck dan membersihkan ruas jalan tersebut, baik dari sisi kiri maupun kanan. 

Forwatu Banten sendiri memiliki visi dan tujuan yakni 'memberikan solusi bukan hanya mengkritisi', membangun karakter masyarakat gotong royong dan memberikan stimulus agar bantuan lain baik dari pemerintah maupun swasta dan mewujudkan harapan masyarakat memiliki jalan yang berkualitas.

Presidium Forwatu Banten, Arwan, S.Pd.,M.Si mengatakan Forum Warga Bersatu menunjukan kepada publik bahwa pihaknya bukan hanya mengkritisi tapi berikan solusi sebagai penguat jika nanti ada bantuan dari pihak swasta maupun daerah atau dari pusat langsung, pihaknya bersama warga yang diinisiasi RT 18 sudah dilakukan pengerasan.

"Ini iuran. Kami (Forwatu Banten) jujur karena punya janji kalau hari rabu akan menurunkan bantuan, kami ikhtiar mencari anggaran," kata Arwan. 

"Yang paling penting dan mahal adalah gotong royong mereka (warga), tanpa mereka ini tidak akan maksimal," sambung Arwan.

Ditanya soal sudah sejauh mana upaya pemerintah terhadap jalan tersebut, Arwan mengatakan pemerintah 'no viral, no justice, no viral, no action'.

"Memang kita akui bersama setelah warga Kebon Kalapa sudah melakukan aktivitas, ini share ke media sosial bahkan sampe ke televisi nasional, pemerintah berbondong-bondong datang ke sini. Informasinya ini menjadi atensi menteri harus diselesaikan dari anggaran manapun," ujar Arwan.

"Jika kemudian setelah kami (Forwatu Banten) melakukan upaya dengan masyarakat dalam anggaran perubahan tidak cair (realisasi), maka kami akan pertanyakan dengan cara kami di Dinas Perkim atau di kantor Bupati Lebak," tutup Arwan.

Sementara Koordinator Pelaksana Kegiatan dari unsur Garda Pertahanan Organisasi (GPO) Komando Kesatuan Pembela Merah Putih (KKPMP), Amung mengatakan pihaknya sangat prihatin dan miris melihat kondisi jalan yang licin dikala musim hujan, sedangkan akses jalan tersebut digunakan masyarakat Kebon Kalapa untuk mencari nafkah dan lainnya. 

Masih ditempat yang sama, Ketua Rukun Tetangga (RT 18) Yadi mengungkapkan jalan tersebut sudah belasan tahun tidak tersentuh pembangunan.

"Kami (warga Kebon Kalapa) mengapresiasi kepada Forwatu Banten atas kinerja dan kepedulian, ini tindak bersama untuk mendorong ke pemerintah," kata Yadi.

"Harapan kami (warga) sangat besar akan dibangunnya jalan ini untuk memudahkan kami melakukan aktifitas sehari-hari. Jalan ini digunakan warga untuk mencari nafkah, sekolah dan lainnya. Berkat aksi dan dorongan Forwatu, kami mengucapkan terima kasih semoga Forwatu jaya," ucap salah satu warga Kebon Kalapa.

"Kepada Dinas terkait, atas aksi Forwatu ini semoga terketuk hati nuraninya agar harapan kami ini segera menurunkan kebijakannya untuk pembangunan jalan ini," tutup warga. (Odih)

Editors Team
Daisy Floren