Telat Mengikuti Kegiatan Pondok, Pengasuh Pondok Lakukan Kekerasan Fisik Terhadap 3 Santriwati

Telat Mengikuti Kegiatan Pondok, Pengasuh Pondok Lakukan Kekerasan Fisik Terhadap 3 Santriwati

Smallest Font
Largest Font

GMN BPR Ranau Tengah - Tiga santriwati di Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an yang terletak di Kecamatan BPR Ranau Tengah Kabupaten OKU Selatan, mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh pengasuh pondok. Tiga santriwati itu dipukuli karena telat Mengikuti kegiatan pondok.

Menurut pengurus pondok Imsiyadi saat diwawancara, Kamis (18/01/2024) membenarkan peristiwa itu. Dikatakannya, hal seperti itu sudah sering dilakukan sebagai peringatan kepada santri yang sering melanggar aturan pondok.

"Menurut laporan para guru di pondok BS (korban pemukulan) sering melanggar tata tertib di pondok, dan para guru sudah sering memberikan peringatan kepada korban," ujar Imsiyadi.

Sementara itu pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an yang juga ketua MUI Kabupaten OKU Selatan KH. Ali Fu'ad pelaku pemukulan terhadap santriwati, mengakui bahwa pemukulan terhadap santriwati karena khilaf.

"Memang benar pemukulan santri saya lakukan karena khilaf, saat itu ada kegiatan di pondok semua santri dan santriwati sudah diberitahukan. Semua santri sudah berkumpul namun korban bersama dua rekannya terlambat mengikuti kegiatan. Dan saya khilaf memukuli ketiga santriwati tersebut menggunakan gagang sapu,"   ujar Ali Fu'ad, dihadapan para santri dan guru pengajar pondok, kepada wartawan, Senin (5-2-2024).

Terkait kejadian itu, lanjut Ali Fu'ad, sudah kesepakatan antara wali santri dan pengasuh pondok. Wali santri sudah menyerahkan sepenuhnya tindakan yang diambil terhadap pelanggaran yang dilakukan para santri. Pak Yai mengakui, pemukulan sudah sering ia lakukan kepada santri lain yang dianggap melanggar tata tertib pondok.

Namun, saat ditanya apakah pemukulan santri juga termasuk kesepakatan dengan wali santri. Pak Yai panggilan akrab pengasuh pondok KH.Ali Fu'ad, tidak memberikan jawaban. Berkali-kali pak Yai mengatakan bahwa dirinya khilaf.

Atas kejadian itu, kami sudah berdamai dengan pihak korban pada tanggal 19-01-2024 dikediaman korban. Dan seluruh biaya kami yang tanggung, tambahnya.

Setelah peristiwa pemukulan kepada BS, orang tua BS melakukan visum di Puskesmas Mekakau Ilir.

Kepada wartawan Ka.UPT Puskesmas Mekakau Ilir Nur'aini membenarkan bahwa BS didampingi orang tuanya pernah melakukan visum.

Akibat kejadian itu, BS yang tercatat sebagai siswi Aliyah  di pondok pesantren Roudlotul Qur'an mengalami trauma dan memilih untuk mengundurkan diri dari sekolah tersebut, dan memilih sekolah ditempat lain.

Menanggapi hal itu, ketua LSM BARAK NKRI OKU Selatan A.manan sangat menyesalkan tindakan pemukulan pengasuh pondok KH.Ali Fu'ad yang juga ketua MUI Kabupaten OKU Selatan, kepada anak asuhnya.

Menurut Manan, untuk mendidik para santri tidak harus dengan pemukulan, karena masih banyak cara lain yang lebih baik. Kalau memang santri sudah tidak bisa dibina lagi, lebih baik dikembalikan kepada orang tuanya.

Kalau dilakukan pemukulan itu sudah mengarah tindak pidana, apalagi korban masih dibawah umur. 

"Saya akan berkoordinasi ke penyidik PPA Polres OKU Selatan untuk melaporkan kasus ini,' tutup Manan. (Tim)

Editors Team
Daisy Floren