Pemkab Tubaba Siap Gelar Event Internasional Sharing Time: Megalithic Millennium Art

Pemkab Tubaba Siap Gelar Event Internasional Sharing Time: Megalithic Millennium Art

Smallest Font
Largest Font

TULANG BAWANG BARAT (GMNews) – Pemerintah Kabupaten Tubaba akan menggelar acara bertajuk Sharing Time: Megalithic Millennium Art pada tanggal 22-26 Januari 2020, bertempat di sejumlah venue seperti Kota Budaya Ulluan Nughik, Sessat Agung, Las Sengok (Tiyuh Karta) dan Situs Patung Megouw Pak.

Rencananya, acara yang diperkirakan akan diisi beberapa sesi kegiatan diantaranya sarasehan, workshop, dan pementasan seni ini akan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim. Sementara, Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) diperkirakan juga akan hadir dan akan menjadi pembicara dalam sarasehan dengan tajuk Membangun Manusia lewat jalan Kebudayaan.

Penyaji yang akan hadir di event ini berasal dari berbagai unsur seperti seniman, arkeolog, penari, peneliti, aristektur dan unsur lainnya yang datang dari dalam negeri seperti Bali, Yogyakarta, dan luar negeri antara lain, Inggris, Jerman Amerika Serikat, Jepang, Norwegia, Rusia, Kanada, Malaysia dan negara lainnya.

Siswa-siswa Tubaba yang terpilih juga akan menjadi pembicara dalam acara sarasehan dengan tajuk Tubaba 100 Tahun Kemudian. Pada pembukaan acara, sejumlah 70 siswa Sekolah Seni Tubaba akan membawakan Tari Nenemo, selain itu akan ditampilkan pementasan musik Q-Thik, Tari Sigeh Pengunten dan Seni Kulintang.

Prosesi lain adalah: penanaman bibit pohon bersama, pelepasan ikan, pelepasan kerbau (panitia masih mikir-mikir) dan peletakan batu di Las Sengok, sebuah wilayah yang kelak akan dikembangkan menjadi hutan lindung Q-Forest, terletak di Tiyuh Karta.

Dijelaskan oleh Ketua Panitia, Semi Ikra Anggara, bahwa acara ini digagas oleh Suprapto Suryodarmo (Alm) dan Umar Ahmad.
“Suprapto Suryodarmo adalah seniman yang dikenal luas melalui sebuah metode performance yang bernama Joget Amerta. Sebagai metode olah gerak, Joget Amerta menekankan pada pencarian ke dalam (inner), dari kedalaman diri lalu membangun kesadaran akan hubungan dengan lingkungan, manusia dan Tuhan” demikian kata Semi.

Sedangkan Umar Ahmad, lanjut Semi, adalah Bupati Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) yang memiliki visi menjadikan Tubaba sebagai satu wilayah yang memiliki atmosfer kebudayaan sekaligus wilayah yang memiliki wawasan ekologis.

Sementara tema Sharing Time: Megalthic Millennium Art menunjukan pertemuan dua tradisi: Mbah Prapto yang selama puluhan tahun berlatih Joget Amerta di situs-situs Megaltik (selain candi), sebagai ruang sunyi yang mendekatkan diri dengan alam, Tuhan dan peradaban masa silam. Sementara Millennium merujuk pada manusia dan situasi masa kini. Berkorelasi pula pada masifnya pendidikan kesenian dan lingkungan pada anak-anak di Tubaba, berkat wawasan sebab merekalah sesungguhnya pemilik Tubaba di masa depan.

“Maka tema Sharing Time: Megalithic Millennium Art memiliki spektrum pengertian teramat kaya. Kita akan lebih memahaminya dalam seluruh gelaran acara yang berupa: sarsehan, workshop dan pertunjukan,” tutup Semi.

Editors Team
Daisy Floren