Pemborosan Anggaran, Pembangunan PAUD Desa Pematang Obar Tidak Tepat Sasaran

Pemborosan Anggaran, Pembangunan PAUD Desa Pematang Obar Tidak Tepat Sasaran

Smallest Font
Largest Font

GMN Pulau Beringin – Penggunaan dana desa dalam pelaksanaan tata pemerintahan desa seharusnya dilaksanakan dengan prinsip akuntabel, transparan, efisien, efektif, bersih, serta bebas KKN seperti yang diamanatkan pada UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa. Dimana dalam merealisasikan dana desa harus mengedepankan skala prioritas.

Namun sepertinya hal itu tidak diterapkan di desa ini, Desa Pematang Obar Kecamatan Pulau Beringin, OKU Selatan dalam merealisasikan dana desa Tahun Anggaran 2023 diduga hanya pemborosan saja. Dikarenakan, desa tersebut menggunakan dana desa tahun 2023 untuk membangun gedung PAUD sebesar Rp. 288.202.902. Yang menjadi pertanyaan pada tahun 2019 sudah dibangun gedung TPA senilai Rp.217.909.300.

Memang dalam prasasti kedua bangunan tersebut berbeda, pada bangunan tahun 2019 tertulis bangunan TPA dan tahun 2023 bangunan PAUD. Sedangkan gedung TPA selama ini tidak  pernah dimanfaatkan dan beralih fungsi menjadi aktifitas murid TK. Dari dapodik kementerian pendidikan TK di desa Pematang Obar bernama TK Bina Nusantara dengan nomor registrasi 69962894 sudah tidak ada murid sejak ahir tahun 2021, pada dapodik juga tercatat aset sekolah berupa satu unit bangunan. Diduga, data aset yang dilaporkan di kementerian sudah dimanipulasi, gunanya untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP). Karena salah satu syarat sekolah untuk mendapatkan bantuan harus terdaftar di dapodik.

Meskipun sekolah TK desa sempat tidak ada aktivitas selama 2 tahun dikarenakan tidak mempunyai murid, namun pada tahun 2023 dibangun lagi gedung baru untuk PAUD dengan nilai Rp. 288.202.902. Uang sebegitu besar nampaknya kurang bermanfaat dan untuk bangunan yang bukan skala prioritas. Karena, bangunan sebelumnya masih layak pakai dan dibangun bergandengan dengan bangunan yang lama.

Menurut kepala desa yang baru terpilih Hendri, dia tidak  tahu menahu terkait pembangunan gedung itu. Sebab itu perencanaan kepala desa yang lama.

“Saya cuma meneruskan saja perencanaan kepala desa sebelumnya, memang kepemimpinan beliau itu agak kacau pak, saya cuma meneruskan saja gagasan yang kedes lama,” keluhnya saat dikonfirmasi via whatsapp, Minggu (29/10/2023).

Sempat terucap oleh Hendri bahwa siswa di desanya banyak dari siswa MI dan Mts yang memang tidak memiliki tempat belajar. Ada kemungkinan nantinya gedung yang baru dibangun itu akan digunakan bagi siswa madrasah yaitu MI dan Mts juga.

Pembangunan gedung PAUD tahun 2023 diduga tidak melalui musdes, namun hal itu belum dikonfirmasi dengan mantan kepala desa. Hendri berjanji akan minta penjelasan dahulu kepada mantan kades.

“Ya, saya akan menanyakan dulu kepada mantan kadesnya, ” tegas Hendri.

Sebelumnya Hendri memberi keterangan bahwa siswa PAUD didesanya ada 20 siswa, MI 27 siswa dan Mts 12 siswa dan guru yang mengajar ada 5 orang. Namun setelah dikroscek langsung ke lokasi, jumlah murid PAUD hanya ada 15 orang. Keterangan itu diperoleh dari salah seorang guru.

Saat dikonfirmasi sebelumnya, Hendri berjanji akan memberikan jawaban terkait hasil musdes tahun 2022 yang merencanakan pembangunan PAUD. Namun, hingga berita ini di rilis Hendri sudah tidak bisa dihubungi panggilan via whatsapp juga tidak direspon. (Martin/Jamhuri)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author